Minggu, 05 Mei 2013

Peduli (?)

Kebanyakan dari kita bukanlah orang jahat. Sebagian besar hanya peduli pada dirinya sendiri. Apa yang salah dengan hanya peduli pada diri sendiri? Toh ketidakpedulian bukan bentuk kriminalitas. Lantas, kenapa tidak mencoba berhenti untuk peduli?


Sudah berkali-kali aku menekan nomor yang itu-itu lagi, namun acapkali yang kudengar hanya suara operator menjawab datar setiap panggilanku. Sungguh, yang paling melelahkan dari menunggu adalah saat tak ada yang dapat memastikan dimana ujung lorong penantian. Kubanting pelan tubuhku ke atas kasur, antara lelah dan pasrah.

Sekilas kulirik jam dinding biru langit yang menggantung persis diatas tempat tidurku, jarum pendeknya menunjuk angka sebelas sedang jarum detik bergerak lebih lambat dari biasanya.


"Gak bisa tidur nih." Sebuah pesan pendek aku kirimkan pada teman lewat jejaring media sosial yang tak memakan waktu banyak untuk mendapat balasan.

"Kenapa?"

"Nunggu adik, belum pulang."

"Mungkin kejebak macet atau ada urusan penting."

"Mungkin. Kenapa ya kita harus punya kepedulian sama orang lain?"

"Yaelah, jangan mulai melankolis deh. Ya, because you love her."

"Kalau itu sih gue juga tau. Ke orang yang bukan keluarga beda kasus dong?"

Setelah agak lama aku tatap layar telepon genggamku, akhirnya lampu led di ujung kanan telepon genggamku berkedip tanda masuk pesan baru.

"Hmm... Mungkin... Karena lo ga akan pernah berhenti mencintai seseorang. Walau ingin. Udah ah, ngaco nih. Gue ngantuk. Bye."

"Mungkin."

2 komentar:

  1. "Hmm... Mungkin... Karena lo ga akan pernah berhenti mencintai seseorang. Walau ingin. Udah ah, ngaco nih. Gue ngantuk. Bye."

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya ampun. Ui gatau Ary suka bacain blog Ui. Ahahaha jadi maluu :">

      Hapus