Senin, 03 Oktober 2011

#5 Hilang

Hilangnya rasa kehilangan

Saat harus kehilangan seseorang atau sesuatu yang saya sayangi, ada rasa linu luar biasa di kerongkongan. Papa bilang saya ini anak cengeng. Kalau sesuatu yang saya senangi hilang, saya bisa seharian menangisinya. Kemudian, semakin banyak saya kehilangan, semakin saya merasa kehilangan itu hal biasa. Toh, pada suatu saat nanti sesuatu yang hilang itu akan tergantikan dengan yang lebih baik -setidaknya lebih baik menurutku-. Lalu bagaimana dengan kematian? Kematian akan meninggalkan rasa kehilangan. Apa masih bisa saya bilang kalau kehilangan itu hal biasa?

Suatu pagi saat hendak pergi ke kampus, secara tidak sengaja mendengar perbincangan mama dan tante. "Sok ngarasa jigana yani mah tiheula. Da batur mah sarehat." (Saya merasa saya akan pergi duluan dibanding yang lain karena yang lain sehat). Saya sadar betul kematian itu hal mutlak yang siapapun -suatu saat nanti- pasti mengalaminya. Tapi saya belum siap. Entah kapan siap.

Sore itu, ditengah perbincangan kecil saya dan adik saya di kamar, saya mengatakan bahwa doa yang paling kejam adalah mendoakan seseorang kehilangan orang yang sangat disayanginya. Walaupun sebenarnya kehilangan seseorang juga hal yang mutlak akan terjadi.

Ma, hiduplah selamanya dalam hidup teteh :)
Love you.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar