Minggu, 12 Februari 2017

HNW #3 Yuliani IIP Bandung2 Membangun Peradaban Dari Rumah

Nice Homework #3
Membangun Peradaban Dari Rumah


Materi matrikulasi setiap minggunya selalu menjadi bahan evaluasi bagi saat pribadi dan keluarga kecil yang baru saya dan suami saya bangun. Begitu pun dengan materi minggu ketiga ini. Materi ini kembali mengevaluasi tujuan awal kami menikah. Apa visi, misi dan mimpi yang membuat kami yakin untuk manjadi partner hidup satu sama lain.

Sebenarnya dari awal ta'aruf, saya dan suami sudah berdiskusi bahwa keluarga kami kelak harus mampu memberi manfaat yang luas bagi semua orang. Cinta yang bukan hanya untuk dinikmati berdua, namun turut membagikan cinta melalui kebermanfaatan.

Adapun tugas NHW yang harus saya penuhi adalah

a. Membuat surat cinta dan melihat respon suami.
    Hanya tersenyum, karna suami bukan tipe yang bisa mengungkapkan perasaannya dengan ekspresif. Beliau hanya berkata, saya menikahi kamu bukan hanya karna saya mencintaimu, tapi karna saya mencintai diri saya sendiri, karna saya mencintai anak-anak saya kelak, dan saya mencintai kehidupan saya di akhirat nanti.

b. Potensi anak (belum lahir, insyaaAllah Juni 2017) :)

c. Potensi Diri dan mengapa Allah hadirkan saya pada keluarga ini
 - Saya salah satu yang berkeinginan kuat, sehingga jika sudah memiliki mimpi tertentu akan berusaha mencapai mimpi tersebut, meski terkesan ambisius.
 - Mau mengalah dan mau mendengarkan.
 - Bisa melihat situasi lingkungan, dan beradaptasi dengan mudah. Sehingga luwes dalam pergaulan dengan siapapun.

Potensi diri yang saya sebutkan diatas, melengkapi kekurangan suami. Sehingga saya yakin, Allah takdirkan saya menikah dengan suami adalah untuk saling menutupi kekurangan masing-masing.

d. Maksud Allah menghadirkan keluarga kami disini
    Saat ini suami bekerja sebagai pegawai kantor pelayanan pajak, dimana beliau harus mampu memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Pekerjaan yang berhubungan dengan uang rakyat ini sungguhlah tidak ringan, sikap amanah dan jujur begitu penting, sehingga kami seringkali mengevaluasi diri untuk terus meluruskan niat dalam mengemban tanggung jawab. Namun tidak berhenti sampai situ, suami sedang mempersiapkan diri mengejar beasiswa S2, agar kebermanfaatan itu sendiri bisa lebih luas.

Sedangkan saya sendiri saat ini tengah berfokus mencari ilmu untuk calon anak saya, karna saya sadar tugas saya pun tidak ringan. Ada generasi yang akan lahir dari rahim saya, ada generasi yang akan tumbuh dalam didikan dan pengawasan saya. Tanggung jawab yang bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat. Ilmu parenting ini bukan hanya untuk sekedar saya pelajari dan amalkan, lebih luas saya ingin bisa berbagi dengan yang lain. Terutama ibu-ibu di kalangan saya tinggal saat ini, tepatnya di Tarakan, Kalimantan Utara, yang belum banyak kajian-kajian membahas mengenai parenting.

Namun perjalanan kami sebagai tim barulah seumur jagung, sehingga masih panjang dan masih banyak ilmu yang harus kami pelajari dan kami lakukan demi mencapai mimpi kami bersama.
Semoga Allah mampukan kami setapak demi setapak mencapai mimpi-mimpi kami, membagikan cinta melalui kebermanfaatan.


****


Allahu 'alam
Tarakan, 12 Februari 2017

Sabtu, 11 Februari 2017

Surat Cinta

Assalamu'alaikum warrahmatullah wabarakatuh


Untuk laki-laki yang pernah jadi rahasia,

Aku jatuh cinta pada malam pertama pernikahan kita,
saat selesai kau ucapkan ijab-qobul di hadapan wali nikahku,
saat malaikat-malaikat berkumpul ikut berdoa,
saat hal-hal yang haram menjadi halal.

Sayang,
seorang yang bijak pernah berkata, jatuh cinta-lah dengan alasan.
Agar saat semua terasa sulit, kita bisa mengingat kembali alasan kuat itu.

Kamu dengan akhlak yang lembut,
Kamu yang tak pernah menyalahkan takdir Allah,
Kamu yang selalu takut salah niat dalam melakukan apapun,
Kamu yang tahu betul bagaimana memperlakukanku,

Aku dan kamu yang selalu ingin menjadi lebih baik,
meski sadar penuh bahwa banyak kekurangan, setidaknya kita selalu belajar.

Untuk laki-laki yang Allah pilihkan untukku,
Aku mencintaimu.

Sabtu, 04 Februari 2017

NHW #2 Yuliani IIP Bandung2 Idikator Profesionalisme Perempuan

Nice Homework #2
Indikator Profesionalisme Perempuan


Materi kelas matrikulasi minggu kedua adalah tentang menjadi seorang ibu professional. Namun untuk menjadi professional bukan hanya ketika kita berperan sebagai ibu, namun juga sebagai istri dan sebagai individu.

Kemudian apa saja indikator-indikator seseorang dapat dikatakan professional baik sebagai ibu, istri maupun individu? Tentu indikator ini tidak dapat sama persis satu sama lain, karna setiap individu memiliki passion, pola pikir, asupan informasi dan keadaan yang berbeda.

Dengan demikian, tugas NHW (Nice Homework) #2 kali ini adalah menyusun indikator-indikator yang apabila terpenuhi maka kita dapat dikatakan professional baik sebagai ibu, istri ataupun individu. Meskipun saya berpikir, indikator ini haruslah terus di update, agar kita tidak cepat puas dan senantiasa terus memperbaiki diri.

Berikut indikator-indikator profesionalisme perempuan versi seorang Yuliani setelah berdiskusi dengan suami J

Ø  Sebagai Individu :

Aspek Spiritual
ü  Sholat wajib di awal waktu
ü  Rutinkan sholat sunnah rawatib, dhuha dan tahajud
ü  Dzikir pagi-petang
ü  Tilawah qur’an minimal 5 lembar per-hari
ü  Pengajian kantor 2minggu satu kali (offline)
ü  Mendengarkan kajian dari yufid.tv atau MQTV satu hari satu tema

Aspek Belajar dan Bisnis
ü  Meluangkan waktu untuk menyusun strategi marketing online
ü  Update dan coba memasarkan minimal 1 jam per-hari
ü  Sharing dengan teman satu grup bisnis
ü  Baca artikel bisnis minimal 1 artikel per-hari
ü  Mengikuti pelajaran TOEFL online setiap hari minimal 30menit per-hari

Aspek me-time
ü  Olahraga 30menit per-hari
ü  Menonton hiburan 1jam per-hari
ü  Harus tidur siang 1 jam per-hari
ü  Jalan-jalan saat akhir minggu

Ø  Sebagai Istri :
ü  Bangun sebelum subuh, membangunkan suami tahajud
ü  Masak dan beres-beres rumah setelah subuh sampai pukul 7.30 harus sudah selesai
ü Mencatat dan mengatur keuangan rumah tangga, agar mampu menabung untuk persiapan melahirkan
ü   Mengingatkan suami untuk belajar TOEFL bersama (persiapan untuk beasiswa S2)
ü Senantiasa tidak berkegiatan sendiri pada saat suami pulang bekerja (digunakan untuk berbincang, nonton bersama, tidak asik sendiri dengan gadget)
ü  Setiap kali buka pintu untuk suami, jangan langsung masuk. Ternyata bapak suami ingin disambut setiap pulang hehe

Ø  Sebagai calon ibu :
ü Membaca dan mencaritahu pengetahuan seputar kehamilan terutama tentang metode melahirkan yang tenang (gentle birth) minimal 1 artikel per-hari
ü  Mengikuti kelas dan diskusi di kelas matrikulasi Institut Ibu Profesional
ü  Membaca artikel dan sharing tentang parenting terutama parenting nabawiyah
ü  Menjaga pola makan
ü  Rutin ke dokter dan minum vitamin.


Semoga Allah mampukan mencapai beberapa indikator diatas.


****


Allahu'alam
Tarakan, 3 Februari 2017