Minggu, 12 April 2015

Dan Kaum Anshar pun Meneteskan Air mata

Kulihat pelataran masjid masih sepi, hanya ada beberapa orang yang tengah bersiap membuka lapak bazaar. Melihat keadaan itu, dengan sedikit perasaan heran aku merogoh telepon genggam dari dalam tas ranselku. Setelah membaca ulang info kajian yang dikirim oleh seorang sahabat, aku tersenyum malu sendiri. Ternyata kajian dimulai pukul 8.30 sedangkan aku pikir kajian dimulai 7.30. Pantas saja masih sepi. Lagi lagi kurang teliti, benakku.

Takdir Allah membawaku datang lebih awal, menempati tempat paling depan di jajaran para wanita. Sebenarnya dilihat dari judul, kajian hari ini tidak begitu aku pahami temanya. Tapi aku tetap datang, sekadar melepas dahaga akan ilmu. Sekaligus melepas rindu dengan salah satu sahabat terbaikku.

Kajian dimulai, sedikit demi sedikit aku mulai mengerti. Haru, setiap kali diceritakan kisah nabi, selalu berakhir dengan haru. Dikisahkan tentang ukhuwah rasul dengan kaum anshar. Kaum yang menerima rasul ketika berhijrah ke Madinah. Kisah berlanjut pada perjuangan kaum anshar dan rasul saat perang brunei. Perang yang melibatkan 12.000 pasukan muslim. Rekor pasukan paling banyak yang pernah terlibat dalam perang. Walau pada fase awal perang, pasukan muslim sempat kalah, namun pada akhirnya perang brunei tersebut dimenangkan oleh pasukan muslim. Pada saat itu harta rampasan perang yang didapatkan oleh pasuka  muslim sangatlah banyak. Kemudian rasul membagi-bagikan harta tersebut. Rasul membagikannya pada kaum Quraisy, banyak orang-orang yang baru masuk islam yang diberi harta yang sangat banyak oleh rasul. Termasuk Malik bin Aus, seorang mantan panglima perang musuh ketika perang brunei, diberi 100 ekor unta, karena masuk islam.

Lalu kaum anshar? Tidak diberi sedikit harta pun oleh rasul. Tidak satu pun dari kaum anshar yang diberi. Padahal sebegitu besarnya perjuangan kaum anshar bersama rasul, terutama pada saat perang brunei. Ternyata kejadian ini membuat sebagian kaum anshar, terutama yang baru masuk islam, merasa tidak nyaman atas keputusan rasul. Kaum anshar takut kehilangan rasul, terlebih ketika rasul membagikan harta rampasan itu kepada kaum quraisy yang merupakan keluarga besar rasul.

***

Disitu aku berpikir, kaum anshar yang dikaruniakan Allah iman yang tinggi saja bisa merasakan kecemburuan, bagaimana jika aku yang imannya masih pendek ini ada diposisi mereka kala itu?

***

"Rasul telah bertemu dengan kaumnya. Kita telah dilupakan." Ada beberapa orang dari kaum anshar yang mengatakan hal ini. Hingga akhirnya berita tentang ketidaknyamanan kaum anshar ini sampai pada nabi. Dipanggil seorang pemuka kaum anshar yaitu Sa'ad bin Ubadah. Beliau mengatakan pada rasul, ada sebagian kaum anshar yang merasakan ketidaknyamanan atas keputusan rasul. Kemudian rasul bertanya padanya, "Bagaimana denganmu? Kau ada di bagian yang mana, yaa Sa'ad?". Saat itu Sa'ad bin Ubadah menjawab, "Aku hanya bagian dari kaum anshar. Siapalah aku ini?". Itu berarti Sa'ad termasuk yang merasakan ketidaknyamanan itu, disitulah rasul menganggap bahwa ini merupakan hal yang genting dan perlu diklarifikasi.

Setelah itu rasul meminta kaum anshar untuk berkumpul. Setelah kaum anshar berkumpul, rasul berkata, "Bukankah aku datang ketika kalian dalam keadaan kufur, syirik lalu Allah datangkan aku dengan membawa cahaya islam sehingga kalian beriman? Bukankah aku datang ketika kalian tidak dipandang dengan perekonomian lemah, namun Allah datangkan aku sehingga kalian mendapatkan harta yang berkah dan dipandang? Lalu bukankah aku datang ketika terjadi perang saudara diantara kalian kemudian Allah datangkan aku sehingga selesai perang saudara tersebut?" Mendengar itu, kaum anshar hanya tertunduk seraya menjawab, "Sungguh yang kau lakukan lebih dari itu yaa rasul. Yang kau katakan belum ada apa-apanya dibanding dengan apa yang telah kau berikan pada kami."

Rasul kemudian menambahkan, "Sungguh jika kalian ingin membalikkan pernyataanku dengan mengungkit jasa-jasa kalian padaku, aku tidak akan membantahnya. Kalian yang menerimaku, ketika aku diusir dari kota kelahiranku. Kalian yang mengimani islam ketika yang lain mengkufuriku. Kalian yang memberiku harta ketika kala itu aku tak punya harta sama sekali. Tapi aku tahu, kalian tak akan mengungkit jasa-jasa kalian. Yang ingin aku katakan bukanlah tentang jasa siapa yang lebih banyak. Tapi tidakkah kebersamaan kita ini sudah cukup? Kenapa kalian harus cemburu pada mereka yang aku beri sampah-sampah dunia? Sungguh hubungan kita ini terlalu tinggi jika dinilai hanya dengan sampah dunia. Biar saja mereka pulang membawa unta-unta dan harta, sedang kalian pulang membawa aku. Tidakkah itu cukup?

Jikalah umatku adalah pakaian bagiku, maka kaum anshar adalah pakaian yang langsung melekat pada kulitku, sedang manusia lain adalah baju luar.

Dan jikalah ada banyak pilihan jalan, lalu kaum anshar memilih jalan kedua, maka aku akan memilih jalan yang dipilih oleh kaum anshar."

Pernyataan rasul itu membuat kaum anshar menangis, betapa rasul mencintai kaum anshar. Betapa leganya mereka tatkala tak perlu lagi takut kehilangan rasul. Begitulah sosok rasul sebagai pemimpin, selalu menjaga perasaan umatnya.

***

Sebegitunya ya rasul mencintai kaum anshar😢😢 jadi ingin dicintai rasul seperti itu jugaaa...

***

Berbahagialah mereka yang pulang membawa sunnah rasul. Membawa kisah penuh makna dan pelajaran. Kisah ini banyak ditulis di kitab-kitab shahih, imam Bukhari dan imam Muslim salah satunya..

InsyaaAllah postingan selanjutnya kita bahas ibroh (pelajaran) apa saja yang didapatkan dari kisah ini. Karna postingan ini udah kepanjangan. Dan sudah larut malam. Dan besok mulai kerja+kuliah lagi. Sedangkan badan udah mulai ga enak. Dan udah mulai curhat gak jelas. Selamat istirahat..

Wassalamu'alaikum😊

Rabu, 01 April 2015

Kamu. Hadiah Dari Allah.

Pertama kali masuk pesantren Daarut Tauhiid, saya terkesan dengan seorang anak yang ceria tapi cerita hidupnya luar biasa, namanya Deti.

Sekarang masuk lingkungan Ma'had Al-Imarat terkesan lagi, sama anak yang gak kalah ceria, centil, bawel, manja, tapi cerdas luar biasa. Namanya Ghinanti.

***

Perawakannya kurus tinggi, umurnya belum sampai di 20. Sekali dua kali berbincang, kesan yang akan kamu dapatkan adalah supel dan ceria. Kesan berikutnya adalah kalau ada masalah, langsung nyeplos. Hahaa..

Contoh kejadiannya, suatu siang sesampainya saya di ma'had, waktu buka pintu yang pertama kedenger adalah suara Inan teriak dikelilingi para umahat, "Aku pengen nikaaaahh." Eh? Ooh.. Ternyata lagi curhat. Saya yang pada dasarnya kurang suka ikut campur masalah orang lain, memilih senyam-senyum dan gak komentar.

Lalu apa yang membuat saya terkesan? Jreng! Dia orang pertama yg bikin saya nangis dikelas!

Ada satu matakuliah yang menjadi kesempatan untuk kami berdiskusi. Saat itu tema yang dipresentasikan oleh Inan adalah tentang "Imam dan Umat". Setiap kali akan menjawab pertanyaan, orang lain biasanya mulai dengan kalimat, "Sepanjang yang saya tahu..." tapi Inan memulai dengan, "Sependek yang saya tahu..." dan mengakhirinya dengan, "Itu yang bisa saya jawab dengan pengetahuan saya yg serba terbatas."

Diakhir presentasi, Inan dan Vera yang berada dalam satu kelompok, menampilkan video tentang keadaan umat saat ini.

"Saya tidak tahu apa yang akan saya sampaikan ini ada korelasinya atau tidak dengan tema presentasi. Tapi yang harus kita sadari sekarang adalah, masih banyak yang belum sadar dengan keadaan umat saat ini.

Saya sudah 3 tahun hidup menjadi sukarelawan bersama anak jalanan. Hal ini membuat saya banyak bersyukur. Bukan bersyukur melihat keadaan mereka, tapi bersyukur Allah masih memberi saya begitu banyak. Bukan harta, tapi kesempatan. Kesempatan untuk saya menyadari keadaan umat. Kesempatan untuk bergerak. Kesempatan untuk berbuat baik. Kesempatan untuk taat.

Tidak ada gunanya mengutuk kegelapan. Kini saatnya kita sendiri yang menyalakan lilin-lilin kecil sebagai sumber penerangan."

Tuturnya, menutup presentasi hari itu.

***

Ternyata kalau diajak ngobrol serius, banyak banget dapet pelajaran dari Inan. Masih muda, tapi pikirannya luas dan terbuka.

Tidak ada yang bisa saya lakukan selain memeluknya seusai presentasi sambil berbisik, "Barakallah.. Barakallah.."