"Dikhianati itu perih ya wi?"
"Iyah. Banget. But, God bless me. Ui punya kemampuan melupakan rasa sakit dengan mudah. Jadi ya kerasanya biasa aja. Mungkin nanti akan ada saatnya ngerasa sakit lagi. Tapi setelah itu yaa, biasa lagi."
***
Kurang lebih seperti itulah bagian percakapan ngalor-ngidul lewat Whatsapp yang berakhir dengan ketidurannya teman saya yang satu itu.
Ngomong-ngomong soal patah hati, ada salah satu cerpen yang pernah saya baca membahas soal analogi patah hati. Kenapa disebut patah hati??
Nenek moyang kita bisa jadi lebih bijak dari semua nenek moyang yang ada di dunia. Kenapa? Karena kita menamakan fenomena dikhianati dengan "patah hati" bukan "patah jantung". Dalam bahasa Inggris patah hati disebut Broken Heart, dimana heart dalam bahasa Indonesia berarti jantung. Lantas kenapa nenek moyang kita menyebutnya patah hati dan bukan patah jantung?
Karena (lagi-lagi bisa jadi) mereka tahu bahwa hati adalah organ tubuh manusia yang bisa meregenerasikan diri dalam 150 hari. Bahkan, jika 70 persen hati seseorang dipotong, maka hati tersebut mampu mengembalikan diri ke ukuran normal sampai 90 persen. Lalu bagaimana dengan penyakit hati yang disebut Sirosis? Dalam kasus Sirosis, hati seseorang memang tidak dapat meregenerasikan diri, namun ia bisa mendapatkan transplantasi hati dari donor hidup. Dan dalam waktu tiga bulan, hati sang donor dapat meregenerasikan diri menjadi utuh kembali.
Kalau jantung, mana mungkin?
Setelah kamu tahu ini, percayakan hatimu. Ia dapat meregenerasikan diri seiring berjalannya waktu.
Kalau Sirosis? Cari "donor hati" yang lebih keren doong :D
***
Dari cerpen "Luka Maya" oleh Feby Indirani
ps: saya rasa hati saya punya kemampuan meregenerasikan diri lebih cepat dari hati yang lain. hihi
Rabu, 29 Agustus 2012
Sabtu, 25 Agustus 2012
Kamis, 09 Agustus 2012
Senyum pertama hari ini
03 Agustus 2010
Senyum pertama hari ini untuk mama. Perempuan kesatu dan satu-satunya yang paling menyayangiku. Mama bukan tipe cerewet. Pagi kami sepi. Hanya ada sarapan, salam dan senyum sebelum pergi.
09 Desember 2010
Senyum pertama hari ini untuk anak laki-laki sekitar umur 2 tahun yang menatapku menggunakan masker motor dengan heran dalam dekap ibunya. Entah apa yang dipikirkannya. Mungkin aku terlihat seperti ninja dalam film Naruto. Atau penjahat seperti tayangan berita. Atau bahkan terlihat keren dengan itu. Entahlah. Matanya melotot, mengikuti mataku yang curi-curi pandang memperhatikannya.
28 Februari 2011
Senyum pertama hari ini untuk sepasang kakek-nenek yang menyebrang jalan dengan bergandeng tangan. Nenek menopang tangan kakek yang sudah mulai sulit melangkah. Sambil tersenyum.
09 Agustus 2012
Senyum pertama hari ini untuk penjaga SPBU. Bukan bermaksud genit. Percayalah.
13 April 2013
Senyum pertama hari ini untuk papa. Yang pagi ini menggodaku dengan gurauan childlike-nya. Hari ini kantor libur. Beliau punya banyak waktu memperhatikan aku bersiap pergi ke kampus. Yah, I'm still his lil daughter. Ever.
30 September 2013
Senyum pertama hari ini untuk anak monyet yang suka menunjukkan aksinya diperempatan jalan sebelum kampus. Aku lebih senang memberi pisang dari pada uang. Hehe.
20 November 2014
Senyum pertama hari ini untuk seseorang. Dengan perawakan kurus, garis wajah yang tegas dan tatap mata yang teduh. Walau tak bayak tersenyum, aku tahu, ia seorang yang tulus.
16 Juli 2015
Senyum pertama hari ini untuk seseorang yang menungguku didepan rumah sebelum aku pergi bekerja. Aku masih heran kenapa dia mau repot-repot menjemputku. Setelah sebelumnya ia memutuskan untuk menemui orangtuaku.
25 April 2016
Senyum pertama hari ini, maksudku dan hari-hari selanjutnya, untuk seseorang yang ketika kubuka mata dipagi hari, sebelum cahaya matahari menyeruak mengisi rongga mata, wajahnyalah yang pertama kulihat masih dalam lelap.
Senyum pertama hari ini untuk mama. Perempuan kesatu dan satu-satunya yang paling menyayangiku. Mama bukan tipe cerewet. Pagi kami sepi. Hanya ada sarapan, salam dan senyum sebelum pergi.
09 Desember 2010
Senyum pertama hari ini untuk anak laki-laki sekitar umur 2 tahun yang menatapku menggunakan masker motor dengan heran dalam dekap ibunya. Entah apa yang dipikirkannya. Mungkin aku terlihat seperti ninja dalam film Naruto. Atau penjahat seperti tayangan berita. Atau bahkan terlihat keren dengan itu. Entahlah. Matanya melotot, mengikuti mataku yang curi-curi pandang memperhatikannya.
28 Februari 2011
Senyum pertama hari ini untuk sepasang kakek-nenek yang menyebrang jalan dengan bergandeng tangan. Nenek menopang tangan kakek yang sudah mulai sulit melangkah. Sambil tersenyum.
09 Agustus 2012
Senyum pertama hari ini untuk penjaga SPBU. Bukan bermaksud genit. Percayalah.
13 April 2013
Senyum pertama hari ini untuk papa. Yang pagi ini menggodaku dengan gurauan childlike-nya. Hari ini kantor libur. Beliau punya banyak waktu memperhatikan aku bersiap pergi ke kampus. Yah, I'm still his lil daughter. Ever.
30 September 2013
Senyum pertama hari ini untuk anak monyet yang suka menunjukkan aksinya diperempatan jalan sebelum kampus. Aku lebih senang memberi pisang dari pada uang. Hehe.
20 November 2014
Senyum pertama hari ini untuk seseorang. Dengan perawakan kurus, garis wajah yang tegas dan tatap mata yang teduh. Walau tak bayak tersenyum, aku tahu, ia seorang yang tulus.
16 Juli 2015
Senyum pertama hari ini untuk seseorang yang menungguku didepan rumah sebelum aku pergi bekerja. Aku masih heran kenapa dia mau repot-repot menjemputku. Setelah sebelumnya ia memutuskan untuk menemui orangtuaku.
25 April 2016
Senyum pertama hari ini, maksudku dan hari-hari selanjutnya, untuk seseorang yang ketika kubuka mata dipagi hari, sebelum cahaya matahari menyeruak mengisi rongga mata, wajahnyalah yang pertama kulihat masih dalam lelap.
Dua sisi mata uang
Dua sisi mata uang.
Biar dentingnya memecah hening ketika kau tenggelamkan aku dalam diam yang kau pilih.
Dua sisi mata uang.
Biar kilat cahayanya terpantul dari matamu ketika kau penjarakan aku dalam teduh tatapmu.
Dua sisi mata uang.
Ketika yang kuduga tak selalu sama dengan yang nyata.
Dua sisi mata uang.
Mainkan lagi untukku dengan senyum yang akan selalu kurindu.
Biar dentingnya memecah hening ketika kau tenggelamkan aku dalam diam yang kau pilih.
Dua sisi mata uang.
Biar kilat cahayanya terpantul dari matamu ketika kau penjarakan aku dalam teduh tatapmu.
Dua sisi mata uang.
Ketika yang kuduga tak selalu sama dengan yang nyata.
Dua sisi mata uang.
Mainkan lagi untukku dengan senyum yang akan selalu kurindu.
Langganan:
Postingan (Atom)