Sabtu, 28 Mei 2011

Mengamati dan Diamati

Seperti yang ka Theo bilang, mengamati itu menyenangkan.
Hari ini aku banyak sekali mengamati. Waktu makan sendirian, aku lebih banyak diam dan mengamati sekitarku ketimbang melahap makananku. Rasanya seperti sedang melakukan permainan "Apa yang dia pikirkan? Apa yang mereka pikirkan?". Menebak-nebak. Mengamati dengan hati.
Tepat dihadapanku ada 2 orang ibu membawa 2 orang anaknya. Satu orang anak laki-laki chubby yang berontak tidak mau menghabiskan paket kidzu bentonya. Pipinya yang tembem bergetar tiap kali dia memalingkan muka saat si ibu mencoba memasukan sesuap nasi ke mulutnya. Dengan ekspresi menyerah ibunya menaruh lagi sendok itu di atas piring. Sesekali ia mengeluh tentang anaknya yang sulit makan pada teman di hadapannya. Satu lagi anak perempuan ikal yang tidak pernah bisa diam di tempat duduknya. Gadis kecil itu sempat menengok ke arahku. Menatapku, dengan tatapan yang aku sendiri tidak tahu apa maksudnya. Mungkin ini yang disebut tatapan polos? Entahlah.
Tak jauh dari meja itu, sepasang suami istri muda tengah memperhatikan kedua anak tersebut. Sang istri tampak gemas dengan si anak laki-laki. Sedangkan suaminya tidak berhenti bertanya pada si gadis kecil. Diakhir, mereka saling melempar pandang, tersenyum dan berbisik. Mungkin mereka tengah berencana menamai anak mereka kelak. Kebahagiaan itu menular. Bahkan padaku, yang tak kenal mereka sama sekali.
Satu demi satu meja aku perhatikan, nene dengan anak perempuan dan cucu laki-lakinya, bergurau. Segerombol anak ABG yang berbincang tentang trend masa kini. Pelayan laki-laki yang masih magang. Bulak-balik membersihkan meja-meja berisi sisa makanan. Tak jarang ia tersenyum dan berteriak "Selamat datang!" pada mereka yang hendak makan. Aku selalu suka pekerja keras.

Saat itu makanan di mejaku banyak sekali. Aku tidak berniat menyusunnya. Berantakan. Tidak teratur apa dulu yang mau aku makan. Menatap makanan pun jarang, hanya terus memutar kepala memperhatikan meja demi meja. Sambil sesekali mengetik sesuatu di telepon genggamku.
Aku jadi ingin tahu, apa ya yang mereka pikirkan tentangku?
Mungkin ada salah satu dari mereka berpikir aku baru saja patah hati. Kalau iya ada, aku curiga mereka paranormal. hahaha

Kamis, 26 Mei 2011

Untuk kamu, yang belum ditemukan

halo.. semenit sebelum kamu baca tulisan ini, mungkin kita tengah berebut ya.. hahahaa aku pasti 'ga mau kamu baca surat ini, sedangkan kamu sendiri penasaran apa isinya.

atau mungkin, ini kali keduamu membacanya. yaa, aku belum tau saat ini kita sudah saling mengenal atau belum. yang jelas, saat kamu mulai membaca surat ini, aku berada di sebelahmu, menggigit bibir bawahku. perasaanku akan campur aduk saat itu. cemas, dan tentu saja, aku malu.


saat ini, aku tengah merasa gelisah. entah itu karnamu, atau karna seseorang yang pernah mengisi hari-hariku dulu. kita lihat nanti.

kegelisahanku ini membuat aku mulai menutup hati, aku hanya ingin membukanya pada saat yang tepat nanti, untuk terakhir kalinya.

hey, saat ini aku tengah mempersiapkan semuanya.

aku ingin kamu mencium bau masakanku saat kamu pulang ke rumah.

aku ingin kita membaca majalah interior bersama, berdiskusi tentang warna cat rumah kita.

tak jarang kita sedikit berdebat, aku dan kamu memang punya selera yang berbeda, namun pada akhirnya kamulah satu-satunya yang mengalah.. hihihii aku suka muka dongkolmu, lucu

aku ingin kamu bersandar di pundakku saat kamu merasa berat. aku hanya akan mendengarkanmu. tanpa kata. karena dalam diamku, aku berbicara banyak.

yaaa.. tapi itu nanti.

sampai bertemu yaa

kamu, yang belum ditemukan.